Kolam renang Taman Tirtonadi yang biasanya ramai, sementara waktu ditutup untuk umum, akan dilakukan evaluasi pasca tenggelamnya salah satu siswi SMAN 1 Jepon, Sabtu (17/1) lalu. |
BLORA. Kolam renang Taman Tirtonadi Blora sementara waktu ditutup sebab akan dilakukan kajian dan evaluasi terkait bangunan dan hal-hal teknis lainnya berkaitan antisipasi keselamatan bagi pengguna.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Kabupaten Blora Slamet Pamuji, menyusul adanya korban seorang pelajar yang meninggal saat berlatih renang di kolam renang tersebut, Sabtu sore (17/01) lalu.
“Sudah ijin Bupati, jadi untuk sementara ditutup, akan kami lakukan evaluasi terkait kedalaman, fisik bangunan kolam dan hal teknis lainnya, meski demikian kepada petugas yang ada di kolam renang kami sarankan untuk menjaga kebersihan,” kata Mumuk sapaan Kepala DPPKKI, di Blora, Senin (19/01).
Dijelaskanya, evaluasi lain di antaranya perlu dipasang rambu-rambu atau larangan khusus di seputar kolam dan diberikan asuransi kepada pengguna kolam renang. “Kami atas nama keluarga besar DPPKKI turut berduka cita, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ujarnya.
Sekedar diketahui, sejak kolam renang di kompleks taman Tirtonadi di buat untuk arena berlatih bagi warga masyarakat dan pelajar, beberapa kali telah menelan korban jiwa.
Meski petugas kolam renang intens dan tanggap melakukan pengawasan, namun diduga ada nuansa mistis di seputar kolam yang konon perlu dilakukan ritual khusus.
Informasinya korban meninggal terjadi pada tahun 2007, 2009 dan 2015 dengan pososi dan lokasi yang sama dengan jenis kelamin dua laki-laki dan satu perempuan. Dan kejadiannya selalu pada bulan Januari.
Korban yang meninggal tenggelam terakhir Sabtu kemarin bernama Eka Febriani, siswa SMAN 1 Jepon kelas X asal desa Prantaan Kecamatan Bogorejo. Oleh petugas kolam renang, korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Permata untuk mendapatkan perawatan, namun jiwanya tidak tertolong. (Tg-DPPKKI | Jo-infoblora)
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Kabupaten Blora Slamet Pamuji, menyusul adanya korban seorang pelajar yang meninggal saat berlatih renang di kolam renang tersebut, Sabtu sore (17/01) lalu.
“Sudah ijin Bupati, jadi untuk sementara ditutup, akan kami lakukan evaluasi terkait kedalaman, fisik bangunan kolam dan hal teknis lainnya, meski demikian kepada petugas yang ada di kolam renang kami sarankan untuk menjaga kebersihan,” kata Mumuk sapaan Kepala DPPKKI, di Blora, Senin (19/01).
Dijelaskanya, evaluasi lain di antaranya perlu dipasang rambu-rambu atau larangan khusus di seputar kolam dan diberikan asuransi kepada pengguna kolam renang. “Kami atas nama keluarga besar DPPKKI turut berduka cita, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ujarnya.
Sekedar diketahui, sejak kolam renang di kompleks taman Tirtonadi di buat untuk arena berlatih bagi warga masyarakat dan pelajar, beberapa kali telah menelan korban jiwa.
Meski petugas kolam renang intens dan tanggap melakukan pengawasan, namun diduga ada nuansa mistis di seputar kolam yang konon perlu dilakukan ritual khusus.
Informasinya korban meninggal terjadi pada tahun 2007, 2009 dan 2015 dengan pososi dan lokasi yang sama dengan jenis kelamin dua laki-laki dan satu perempuan. Dan kejadiannya selalu pada bulan Januari.
Korban yang meninggal tenggelam terakhir Sabtu kemarin bernama Eka Febriani, siswa SMAN 1 Jepon kelas X asal desa Prantaan Kecamatan Bogorejo. Oleh petugas kolam renang, korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Permata untuk mendapatkan perawatan, namun jiwanya tidak tertolong. (Tg-DPPKKI | Jo-infoblora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar